Prioritas Hidup Perempuan

Gambar terkait

Pernahkah ada yang bertanya apa aku punya mimpi?
Apa aku sudah mencapai impianku?
Postingan ini didedikasikan untuk ibuk - ibuk dan bapak rempong sekalian~
Aku kerap kali menghindari pertemuan dengan teman sebayaku di lingkungan rumah.
Perkumpulan SMP atau SMA selalu aku hindari.
Bukan tanpa sebab, tapi karena jalan pikiran sudah tak lagi sama dan sering kali hanya sakit hati yang didapat karenanya. 
Saat pertama kali bertemu, lewat media sosial seperti facebook atau instagram. Kalimat apa yang pertama dilontarkan?

"Kamu udah nikah?"
Kalimat sakral yang mungkin udah jadi habit orang - orang yang seperti sapaan yang perlu diucapkan kepada orang yang sudah lama tidak bertemu.
Di Indonesia sendiri tampaknya kalimat itu tidak aneh lagi untuk diucapkan oleh orang - orang saat pertemuan keluarga atau reuni dengan teman - temannya.
Tapi pernahkah sekalipun terpikir kalau untuk sebagian orang menikah bukan
"Prioritas pertama" ?

Hidup itu tentang prioritas.
Apakah setiap perempuan harus menjadikan "Pernikahan" sebagai prioritas nomor 1?
Lalu jika saya dan sebagian orang lainnya menganggap bahwa menikah adalah prioritas no 2 dan 3 apakah salah dan saya bukan perempuan?

Prioritas setiap orang itu berbeda.
Bagi saya menikah adalah prioritas No 3.
Lalu apakah No 1 dan 2? Jawabannya adalah Karir dan Kuliah saya.
Mendapat pekerjaan yang di cita-citakan selama ini adalah prioritas utama yang saya dukung dengan belajar di Universitas selama bertahun - tahun.
Butuh waktu yang lama bagi saya menyelesaikan itu.

Lalu kemudian secara perlahan, saat prioritas no 1 dan 2 terselesaikan, barulah menikah menjadi prioritas pertama. Tapi kembali lagi, semua butuh proses.

Karena menikah ini saya jadikan prioritas no 3, seringkali orang nyeletuk dengan manisnya :

1. Kamu terlalu asyik bekerja sampai lupa menikah.
Oh Tuhan, ini gw mesti jawab apa?
Bekerja itu hal utama buat saya, sebagai anak sulung dalam keluarga dimana keadaan keluarga tidak stabil dan mengharuskan saya bekerja agar saya dan keluarga bisa hidup dengan nyaman tanpa harus ngerepotin orang lain.
Masih juga ya buk - ibuk harus nyinyir saya seperti itu?

Saya bekerja agar lebih mandiri dan tidak mengandalkan orang lain. Sayapun ingin membantu orang lain, menambah pengalaman hidup dan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Lalu apakah sambil bekerja saya juga lupa bahwa saya harus menikah?
Bekerja tidak menjadikan seseorang lupa untuk menikah loh yaaa.

2. Jangan terlalu milih - milih loh ~

Pertanyaanya, beli baju di Blok M dipilih ga? Apa sekali ketemu langsung dibeli?
Kalau langsung dibeli saya salut, karna namanya perempuan yang tiap hari bingung  ke Kantor, atau mau Kuliah bahkan mau jalan mau pake baju apa, memilih pasangan hidup itu tidak mudah.

Kalau selama ini belum ada yang cocok dan dalam suratan takdir yang ditulis Tuhan jodoh kita masih jauh gimana?

3. Jangan terlalu pintar.

Whaaaaat? 
Dari sekian "nasihat", ini yang gw pikir paling nggak masuk akal.
Masa iya jadi perempuan ga boleh pintar?
Sering kali dibilang "Ngapain kuliah lagi sih?Udah cukup sekarang segini juga. Kamu ntar bakal jadi Ibu Rumah Tangga juga"

Dikutip dari pernyataan Dian sastro yang selalu menjadi favorit saya "Entah akan berkarir atau berumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu - ibu cerdas akan menghasilkan anak yang cerdas".

Melalui kutipan ini saya akan jelaskan bahwa menjadi Ibu Rumah tangga adalah impian saya. Apalagi pekerjaan yang dapat kita kerjakan seumur hidup dan mendapat bayaran paling mahal? Bayarannya syurga saat kita mampu mendidik anak - anak kita menjadi pribadi yang baik loh ibuk - ibuk.

Saya selama ini terus belajar bukan semata - mata ingin membuat laki - laki ciyut. Merasa takut dengan saya karena pendidikan saya.
hey, you guys should think that if you get smart woman. You can talk and share anything with her. Menjadi pintar itu wajib bukan cuma untuk laki - laki tapi perempuan juga..
Jika selama ini banyak laki - laki menjauh hanya karena poin ini, saya cuma bisa ngelus dada dan cerita sama Tuhan "At least i am grateful, i don't need to take out my crown for a man like that".

4. Jangan Jutek.

Nasib punya muka ga centes - centes amat bahkan lebih keliatan evil face ya begini.
Lagi jalan dan biasa aja dibilangin "jutek amat sih".
Lah gw mesti gimana? Senyum - senyum sepanjang jalan ? :|
Mood perempuan juga tidak selalu bagus, terkadang kesal dan sedih atau kecewa. Otomatis raut muka ikut begitu.
Kalau bahagia kan sebenarnya ikut tersenyum juga. Apanya lagi sih yang salah ?

Dari semua hal ini, sebenernya saya mau ngajak semua buat nggak saling menyakiti satu sama lain dengan kalimat angker tadi.
Bertanya "Apa kamu sudah mencapai impianmu? It Sounds a lot better.

Impian setiap orang ini berbeda, ada yang punya mimpi menikah muda dan mempunyai keluarga. Ada yang bermimpi kuliah setinggi - tingginya dan bekerja di pemerintahan, ada yang bermimpi menjadi direktur, menjadi PNS dan segudang impian lainnya.
Kita masih muda, masih punya waktu meraih impian dan saya yakin semua orang sedang berjalan menuju ke arah sana.
Tolong jangan patahkan hatinya dengan pertanyaan yang menyinggungnya.
Tolonglah menikah bukanlah prioritas semua perempuan, tapi hanya sebagian orang.

Lebih bijaklah memilih kata, lebih bijaklah bertutur kata. Agar silaturahmi dapat terjalin.
Agar orang tak sungkan untuk datang ke reuni atau sekedar berkumpul keluarga 💗💗

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review ONOKABE ALAM SUTERA

Department Dinner 2018 - Shabu Hachi Bintaro (content full of drama)

Bakso Sumsum Cak Hadi Malang