Zona Nyaman

Aku terjebak dalam zona nyaman hampir 8 tahun.
Terjebak karena nyaman buat aku tak bisa kemana-mana, takut juga kemana-mana.
Selalu ada alasan untuk aku tetap diam dan tidak mau bergerak.

Perasaan tak ingin mengorbankan dan mengikhlaskan sesuatu menjadi salah satu alasan.
Membuat hal yang sebenarnya sederhana menjadi rumit oleh pemikiranku sendiri.
Ketika datang padaku pertanyaan, "Kenapa ga keluar dari zona nyaman ini?".
Aku menjawab "Menunggu Waktu". Padahal aku tau waktu itu tidak untuk ditunggu karena pililhan waktu itu adalah "Mengikhlaskan atau tetap diam".

Mungkin aku terlalu keras kepala dan memiliki ekspektasi tinggi, aku taruh ekspektasi pada raga orang lain sehingga saat tak tercapai kecewa pun hadir sebagai teman.
Rasa sedih saat harus berpisah dengan orang-orang pada zona nyaman yang memang searah selama ini menjadi alasan paling kuat mengapa aku tak pernah pergi.

Pulang,
Saat kantor menjadi tempat untuk pulang seperti tempat paling nyaman setelah perjalanan panjang atau sekedar hanya ingin singgah di hari libur untuk sekedar duduk, minum atau menikmati suasana.
Banyak hari yang senang datang disana, bahkan hari yang sedihpun ada dan lebih berkesan.
Gagal, sedih dan ragu pernah datang dan terdengar masuk akal pada masanya.
Bila malang datang, project gagal atau client meradang, aku juga bersedih.
Tidak ada yang salah dari sedih, rasa sedih tidak bisa di kontrol dengan tombol mati ataupun menyala. 
Apalagi rasa pahit yang datang menghampiri, insomnia seringkali menemani. Pikiran yang terus datang menyapa dan aku sadari setelahnya mungkin itu adalah cara Tuhan untuk menyembuhkanku, setelah rasa pahit selalu ada manisnya.

Tes sering kali datang, beberapa kali dan dengan masalah yang itu-itu lagi.
Tak pernah aku sadari mengapa hal itu terus terjadi, gagal untuk keluar dari zona nyaman berkali-kali.
Baru aku sadari, mungkin itu cara Tuhan untuk mengingatkan untuk kita yang kurang peka bahwa harus masih tetap berdiam di zona nyaman.

Memiliki sahabat - sahabat yang sangat baik adalah salah satu alasan untuk bertahan.
Dimana lagi bisa temukan orang - orang dengan satu pemikiran yang sama dan tidak takut membahas kesedihan atau kehilangan sekalipun.
Pernah zona nyaman berubah menjadi kondisi yang kurang atau jauh dari posisi nyaman. Rasanya berat sekali, tapi waktu itu merekalah yang hadir dan merubah suasana menjadi jenaka, perjuangan mereka membantuku masih terekam hingga malam ini. Rasanya tak mungkin bisa melewati masa itu tanpa mereka.

Tapi ada kuasa yang lebih besar dari rencanaku.
Tak pernah terduga awalnya sesuatu yang hanya iseng berubah menjadi sesuatu yang nyata dan masih terasa tabu untukku.
Aku yakin semua tepat pada porsinya, semua akan terlewati sesuai dengan kemampuannya.

Tuhan Maha Baik akhirnya aku kelular dari zona nyaman~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review ONOKABE ALAM SUTERA

Department Dinner 2018 - Shabu Hachi Bintaro (content full of drama)

Bakso Sumsum Cak Hadi Malang